Di
Pulau Biak, Papua, cerita tentang telaga sepertinya tidak ada habisnya. Setiap sudut pulau ini sepertinya ada telaga. Telaga-telaga itu pun beragam, mulai dari yang airnya berwarna
bening, hijau sampai biru ada di sini. Baik ukuran maupun bentuknya pun bervariasi, setiap telaga memiliki keindahan dan keunikan tersendiri.
Telaga
di Biak memang tidak ada yang selebar atau seluas Danau Toba di Sumatera Utara
atau seluas Danau Sentani di Jayapura, Papua. Tetapi telaga-telaga di Biak punya daya tarik tersendiri. Rata-rata masih dalam kategori alami alias belum terjamah oleh banyak orang. Bagi orang-orang di Biak, telaga-telaga ini dikenal juga dengan sebutan kolam.
Seperti apa rupa dan bentuk telaga-telaga di Biak ya?
Yuk... kita melihat telaga-telaga itu satu persatu.
1. Telaga Waridori
Tepat dibalik sebuah tebing karang dari pantai, telaga waridori terlihat seperti kolam alami atau bisa juga dibilang bagai miniatur sebuah pantai. Berpasir putih, dangkal dan berair jernih. Kejernihan airnya semakin menarik saat cahaya mentari berkilauan di atas permukaannya. Anak-anak pastinya sangat senang bermain di sini. Merekan takkan sabar untuk melompat, berlari dan berenang sepuasnya.
Telaga
Waridori berada di Kampung Anggopi, Distrik Oridek. Dapat ditempuh dengan
kendaraan bermotor dengan waktu lebih kurang 45 menit dari pusat Kota Biak.
Telaga Waridori (Foto; Alvi Sitepu) |
2. Telaga
Sauri
Jika
di pandang dari atas, sekilas lekukan Telaga Sauri mirip dengan bentuk Pulau
Biak di Peta. Tak lebar memang tetapi melompat dari ketinggian 5 meter atau
lebih takkan membuat kakimu bersentuhan dengan dasarnya. Jarak telaga dari Kampung Sauri, Distrik Oridek
sekitar 1-2 jam berjalan kaki. Tentunya perjalanan akan meletihkan, apalagi melewati jalan setapak yang berkarang. Tapi jangan
khawatir kawan karena letihmu akan terobati saat melompat ke dalam airnya yang
dingin dan menyegarkan.
Telaga Sauri (Foto: Alvi Sitepu) |
3. Telaga
Samara
Letak
Telaga Samara tak jauh alias bertetangga dengan Telaga Waridori. Bentuknya mungil
seperti kolam kecil karena itu anak-anak kampung daerah ini sering bermain di
dalamnya. Letaknya tak jauh dari pantai.
Telaga Samara (Foto: Alvi Sitepu) |
4. Telaga
Biru Parai
Telaga ini menjadi telaga pertama yang disebut dengan telaga biru di Biak. Lokasinya berada di Kampung Parai yang dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama 20-30 menit. Berada di sebuah goa kecil menjadi daya tarik tersendiri bagi telaga ini. Untuk yang suka diving, mungkin bisa mencoba sensasi menyeleam melewati lorong gua yang katanya bisa tembus ke laut. Tetapi jangan lupa membawa perlengkapan yang mumpuni sekalian teman yang berpengalaman menyelam di daerah ini.
Telaga Biru Parai (Foto: Endi Purba) |
5. Telaga
Hijo
Telaga
Hijo/ Hijau berada di Kampung Nermnu, Biak Utara. Telaga ini ternyata tidak
hanya satu, melainkan ada 3 dengan ukuran yang berbeda-beda. Tetapi posisi
ketiganya saling berjauhan sehingga tidak tampak dari satu sisi. Mungkin harus mencari posisi yang tepat agar bisa melihatnya sekaligus. Telaga yang paling depan,memiliki ukuran terbesar dari yang lainnya. Sedangkan dua lainnya belum banyak diekspos, tetapi masyarakat setempat mengetahui keberadaannya.
Telaga Hijo (Foto: Kristin Simanjuntak) |
6. Telaga
Faknik
Telaga
faknik termasuk telaga yang paling unik diantara telaga lainnya. Air telaga
yang pasang surut menjadi keunikan tersendiri. Saat mengering, pada area ini akan
terbentuk telaga-telaga kecil. Di saat datang hujan, Telaga ini pun menjadi
sangat luas. Menurut masyarakat ,telaga ini terbentuk oleh gempa yang melanda
Biak pada tahun 1996.
Berlokasi
di daerah Kampung Samber Sub, Biak Barat.
Telaga Faknik (Foto: Alvi Sitepu) |
7. Telaga
Warbon
Tak
banyak yang tahu tentang telaga ini. Mungkin orang yang berkunjung juga masih dapat
dihitung dengan jari. Pay, Christin, Icha dan Yoseph mungkin menjadi orang pertama selain penduduk Kampung Warbon, Biak Utara yang berada di telaga ini. Dikelilingi oleh hijaunya pepohonan, telaga warbon seperti
berlian yang malu-malu memperlihatkan kilauannya. Hijau tosca, begitu kata teman-teman itu menyebut warna airnya. Jika berniat mengunjunginya, jangan lupa untuk mengisi baterai kamera/ hp untuk mengabadikan kealamiaannya.
Telaga Warbon (Foto: Kristin Simanjuntak) |
8. Telaga
Samares
Wopersnondi
begitu masyarakat Kampung Sepse, Biak Timur menyebutnya. Untuk menuju telaga ini perjalanan pastinya lumayan menguras
tenaga. Tetapi saat pertama kali melihatnya, warna biru yang dikelilingi pepohonan yang hijau akan membuatmu bersyukur dapat melihat salah satu keindahan yang mungkin tak semua orang bisa mendapatkannya (ini bukan lebay coy..). Tak tanggung-tanggung airnya berwarna biru sampai kedasarnya sehingga tak salah jika Telaga Samares dianugerahi "Telaga terbiru" se-Indonesia.
Telaga Samares (Foto: Alvi Sitepu) |
Bercerita tentang telaga-telaga di Biak sepertinya, tidak cukup dalam selembar kertas. Namun yang pasti, Biak adalah sebuah pulau dengan "Segudang Telaga".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar